Blog tentang internet dan Blogging Tips

Sunday 21 February 2016

Program Schedule Overhaul

SCHEDULE OVERHAUL

Overhaul yang terjadwal (Schedule overhaul) termasuk dalam pekerjaan perawatan pencegahan (Preventive Maintenance) yang dilakukan berdasarkan interval waktu atau hours meter tertentu yang direkomendasikan oleh factory (Time base maintenance). Interval waktu pelaksanaan overhaul tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, antar lain: kondisi medan operasi, kondisi beban / load, periodic service yang dilakukan, keterampilan operator dan lain-lain.

Schedule overhaul dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi machine atau komponen kembali pada kondisi standar sesuai dengan standar factory.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN OVERHAUL


Lingkup pekerjaan overhaul itu sendiri meliputi: Receiving component, disassembly, washing & cleaning, measurement, parts ordering sesuai standar part overhaul, assembly, testing & adjusting untuk mendapatkan performance kembali standar.

A. RECEIVING & INSPECTION

Receiving & inspection adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum komponen dilakukandisassembly.

Receiving terhadap komponen yang akan dilakukan overhaul bertujuan untuk mendapatkan data–data yang jelas dari komponen tersebut mengenai kondisi kondisi komponen terhadap: kerusakan, atau kekurangan seperti keretakan (crack), goresan (scratch), penyok (dent), bengkok (bend), maupun hilang (missing), dan sebagainya dengan cara visual check kemudian hasilnya pengecekannya dituangkan dalam lembaran check sheet / QA sheet receiving.

Agar hasil visual check tersebut dapat maksimal, lakukan pre-washing terhadap bagian–bagian yang kotor oleh bocoran oli, grease, coolant maupun bagian yang tertutup dengan tanah atau debu.

B. DISASSEMBLY

Disassembly adalah pekerjaan pembongkaran komponen menjadi sub–sub komponen secara terpisah. Tujuan dari disassembly adalah untuk mendeteksi kerusakan–kerusakan sub komponen, seperti: keausan (worn), kebengkokan (bend), kemacetan (jammed) yang kemungkinan terjadi sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih parah terhadap komponen yang lainnya.

Disassembly juga harus sesuai dengan prosedur yang ada dalam shop manual, untuk menghindari kerusakan komponen saat pelaksanaan pembongkaran. Gunakan shop manual dan special tools yang tepat serta tuangkan data–data hasil disassembly tersebut kedalam QA sheet diassembly. Sub komponen yang masih dapat dipakai kembali ditempatkan pada tempat khusus untuk selanjutnya akan didistribusikan ke section sub komponen atau PTA.

Sedangkan sub–sub komponen yang rusak juga ditempatkan pada tempat khusus untuk dokumentasi dan analisa kerusakan.

C. WASHING & CLEANING

Washing & cleaning adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencuci maupun membersihkan komponen untuk menghilangkan kotoran seperti tanah, debu yang menempel, fuel, oil, grease dan coolant agar komponen menjadi bersih sehingga apabila ada bagian yang rusak seperti retak dan scratch dapat terlihat dengan jelas.

Sebelum washing dilakukan pastikan detergent atau pembersih yang dipakai tepat untuk part atau komponen tersebut dant tidak membuat part atau komponen tersebut rusak atau berubah bentuk (deformation), yang perlu diperhatikan dalam proses washing adalah:
  • Washing harus dipisahkan antara small komponen dan large komponen.
  • Pilih Deterjen atau chemical yang tepat untuk setiap komponen (missal: chemical yang bersifat basa tinggi jangan dipakai untuk mencuci komponen dari aluminium).
  • Jika menggunakan air atau udara bertekanan, sesuaikan tekanannya dengan kotoran yang akan dibersihkan.
  • Untuk membersihkan lubang dari kotoran gram – gram keausan gunakan brush yang bersifat magnet.

D. MEASURMENT

Measurment adalah pekerjaan yang wajib dilakukan dalam proses overhaul komponen. Measurment wajib dilakukan dengan menggunakan alat ukur (Special tools) yang sesuai dan kondisinya tidak rusak untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi komponen tersebut.

Special tools tersebut antara lain: Micro meter, dial gauge, vernier caliper, insulation tester dan sebagainya. Pada tahap proses measurement ini lakukan juga proses inspection atau visual check terhadap bagian yang rawan terhadap keretakan dengan menggunakan alat deteksi keretakan seperti color chek ataupun magnetic flow detector.

Measurement dilakukan untuk mendapatkan data – data akurat berupa angka – angka hasil ukur untuk dibandingkan dengan standarnya.

Hasil perbandingan antara data actual pengukuran dengan maintenance standar akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa part atau komponen tersebut masih layak untuk dipakai lagi (use again) atau harus di repair sebelum dipasang (use after recondition) atau harus diganti (replace).

Pedoman yang digunakan untuk mengambil kesimpulan tersebut selain dari maintenance standar, juga harus disediakan “guidance for reusable part”.

Untuk memandu mekanik dalam melakukan measurement tersebut digunakan check sheet / QA measurement.

E. PART ORDERING atau RECOMMENDED PARTS

Setelah didapatkan hasil dari inspection dan measurement, maka akan menghasilkan data–data akurat yang akan kita gunakan untuk melakukan recommended parts terhadap part yang kita simpulkan bahwa part tersebut rusak dan harus diganti. Part yang kita order ini adalah part additional atau surcharge (part tambahan), sedangkan satandar part overhaulnya (SPO) sudah lebih dahulu diproses sebelum komponen dibongkar.

Recommended part ini harus mengacu pada part book yang sesuai dengan unit dan komponen tersebut, selain itu gunakan juga parts service news (PSN) apabila ada improvement dari factory. Part order adalah pekerjaan menentukan dan meminta (order) jenis dan jumlah part yang rusak, aus atau hilang saat yang datanya kita dapatkan dari hasil inspection dan measurement.

Untuk mempermudah proses ordering part tersebut maka dibuatkan rangking terhadap part yang sering dipakai dalam proses overhaul tersebut. Lebih detailnya mengenai bagaimana menentukan rangking part dan proses recommended part akan dijelaskan pada materi selanjuttnya.

F. ASSEMBLY

Setelah part yang diorder sudah tersedia, maka part tersebut kita assembly kembali sesuai petunjuk atau langkah-langkah yang ada pada shop manual dengan menggunakan special tools yang sesuai.

Untuk proses assembly ini yang harus kita perhatikan adalah cara atau standar ukuran yang harus ada pada setiap part yang kita pasang tersebut, misalkan standar tightening torque, end play, back lash, protrusion, sinking, clearance dan sebagainya. Standar-standar tersebut dapat kita temukan pada shop manual. Untuk memandu mekanik pelaksana dan menjaga kualitas hasil dalam melakukan proses assembly tersebut digunakan sebuah panduan berupa check sheet assembly / QA assembly.

G. PERFORMANCE TEST (TESTING & ADJUSTING)

Testing adjusting dilaksanakan setelah semua part dan sub komponen selesai dilakukan–assembly secara lengkap kemudian dilakukan pengujian apakah komponen tersebut siap dipakai dan telah mencapai performance yang sesuai dengan factory. Adjusting wajib dilakukan guna mendapatkan standar performance yang optimal dan sesuai dengan kondisi komponen dari factory.

Testing dan adjusting ini dapat dilakukan selama proses assembly maupun pada saat test performance di test bench atau melalui uji secara terpisah sub komponen tersebut, seperti: Fuel Injection Pump (FIP), Alternator, Starting motor dan beberapa komponen lainnya.

H. FINAL CHECK & COMPLETED

Setelah komponen dinyatakan standar atau baik, tahap berikut adalah final check atau pengecekan terakhir terhadap kelengkapan komponen, pengecatan atau painting, pemberian label-label peringatan dan perhatian (labeling) kemudian masking

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.