Bore Gauge
BORE GAUGE
Pada gambar A posisi b adalah bore gauge yang benar, dan apabila terjadi penyimpangan maka jarum besar akan bergerak searah jarum jam. Bila terjadi penyimpangan ( d ) dan ( f ) maka jarum akan berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
APLIKASI BORE GAUGE
Bore gauge adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm dari harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya menurut kebutuhannnya.
Guide plate dipergunakan untuk membantu menempatkan kedudukan dial gauge pada kedudukan horizontal dan untuk mendapatkan harga pengukuran yang maksimum. Pada dial gauge model baru yang dipergunakan pada bore gauge skala penunjukkan jarum terdiri dari angka 0 - 50 pada setengah lingkaran dari arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Masukkan bore gauge ke dalam cylinder dengan posisi seperti gambar di bawah ini.
Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran diamater dalam suatu silinder adalah pada posisi ditengah-tengah seperti ditunjukan pada gambar.
Pada gambar A posisi b adalah bore gauge yang benar, dan apabila terjadi penyimpangan maka jarum besar akan bergerak searah jarum jam. Bila terjadi penyimpangan ( d ) dan ( f ) maka jarum akan berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Aplikasi bore gauge tidak seluas aplikasi inside micrometer, karena bore gauge memiliki tangkai pemegang tools yang panjang dan sebuah dial gauge untuk membaca hasil ukur, sehingga pada tempat-tempat yang sempit tidak bisa menggunakan bore gauge, contohnya adalah bore untuk bushing camshaft.
Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur ID cylinder liner, ID Main bearing hole, ID housing hydraulic cylinder atau ID lain yang tempatnya tidak sempit atau bebas.
CONTOH PEMBACAAN HASIL UKUR BORE GAUGE Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur ID cylinder liner, ID Main bearing hole, ID housing hydraulic cylinder atau ID lain yang tempatnya tidak sempit atau bebas.
Misalnya kita akan mangukur diameter silinder. Pertama kali kita mengukur diameter tersebut dengan vernier caliper untuk mengetahui diameter secara kasar guna memilih rod end yang tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau lihat ukuran standarnya pada maintenance standard).
Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita memilih harga rod end yang bertanda 75 pada tengah - tengah standard dari bore gauge. Karena kita mendapatkan hasil pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan micrometer yang 75 - 100 mm. Kemudian set harga micrometer dengan standar ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan micrometer pada micrometer stand. Pasangkan dial gauge dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge (dial gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai pada angka satu dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan bore gauge pada micrometer dengan rod end dan ujung jarum pada anvil dan spindle micrometer sampai gerak jarum besar maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut putar outer rim hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.
Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita memilih harga rod end yang bertanda 75 pada tengah - tengah standard dari bore gauge. Karena kita mendapatkan hasil pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan micrometer yang 75 - 100 mm. Kemudian set harga micrometer dengan standar ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan micrometer pada micrometer stand. Pasangkan dial gauge dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge (dial gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai pada angka satu dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan bore gauge pada micrometer dengan rod end dan ujung jarum pada anvil dan spindle micrometer sampai gerak jarum besar maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut putar outer rim hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.
Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada strip yang ke-22 setelah bergerak dari nol searah jarum jam, jadi hasil pengukuran :
- Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm
- Jarum besar = 22 x 0,01 mm = 0,22 mm
- Hasil pembacaan = 75 - 0.22 = 74.78 mm
- Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm
- Jarum besar = 25 x 0,01 mm = 0,25 mm +
- Hasil pembacaan = 75 + 0.25 = 75.25 mm
- Bila jarum dial gauge bergerak searah jarum jam maka hasil pengukuran dikurangi atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih kecil dari harga standarnya.
- Bila jarum dial gauge bergerak berlawanan arah jarum jam maka hasil pengukuran ditambahkan atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih besar dari harga standarnya.
0 comments:
Post a Comment