Blog tentang internet dan Blogging Tips

Wednesday, 30 November 2011

KOMTRAX : Komatsu Machine Tracking System

KOMTRAX merupakan singkatan dari Komatsu Machine Tracking System yang menggunakan state-of-the-art teknologi komunikasi bergerak dan berbasis internet untuk mengetahui rekam jejak pada alat konstruksi, misalnya tentang lokasi alat terkini, waktu operasi, jumlah bahan bakar yang tersisa, informasi vehicle cautionary dan jadwal penggantian consumable parts. Saat ini KOMTRAX sudah menjadi fitur standar untuk alat konstruksi berukuran kecil dan menengah.
 
KOMTRAX (Komatsu Machine Tracking System) adalah sistem inovasi baru yang memanfaatkan teknologi komunikasi mobile dan teknologi internet yang sedang berkembang. Sistem ini memungkinkan karyawan di kantor untuk memperoleh akses ke mesin dan data yang sebelumnya hanya bisa diakses di lapangan, seperti posisi mesin saat ini, service meter (hour meter) dan pembacaan alat ukur bahan bakar, indikasi masalah mesin, dan waktu penggantian suku cadang. KOMTRAX menyediakan “Total Fleet Management System” yang mampu untuk meningkatkan pemanfaatan armada alat berat, mengurangi downtime, efektifitas biaya kerja, serta menurunkan biaya kepemilikan dan operasi.

KOMTRAX memudahkan anda untuk mengontrol keadaan mesin dengan memberikan informasi penting tentang peralatan dan operasi mesin. Tanda-tanda tidak wajar pada mesin akan diinformasikan kepada PT United Tractors Tbk (UT) sebagai distributor resmi Komatsu, seperti masalah serius yang terjadi, memungkinkan untuk dukungan yang lebih baik, pengurangan biaya, dan mengurangi downtime. 
 
Cara Kerja
 
Alat berat yang menggunakan terminal KOMTRAX berfungsi untuk mengumpulkan data-data sebagai berikut:
  1. informasi lokasi, dengan menggunakan sebuah penerima global positioning system (GPS) internal.
  2. informasi dari berbagai sensor dan controller dari alat tersebut. Data ini disiarkan ke web server Komatsu melalui satelit. Server menyimpan informasi yang diterima dari setiap alat di sebuah basis data dan data ini dapat diakses oleh para pelanggan, sales atau perusahaan rental.
Tujuan KOMTRAX
 
KOMTRAX memungkinkan para pelanggan untuk melacak jejak dari lokasi, status dan kondisi operasi alat konstruksi tersebut. Dengan menggunakan KOMTRAX dapat dipastikan alat berat akan terdekteksi mengenai jadwal perawatan berkala, perawatan preventive dan yang lainnya. Selain memberikan rasa aman dan produk yang handal kepada pelanggannya, Komatsu juga (1) meningkatkan efisiensi dari operasi konstruksi dengan meningkatkan kecepatan operasi dan (2) memungkinkan pemakaian yang efektif dari sumber daya perawatan yang sesuai sehingga para pelanggan dapat menggunakan alat mereka pada kondisi yang optimum setiap saat. KOMTRAX dapat dijalankan pada PC melalui web application dengan memasukkan user id dan password pada website application KOMTRAX: https://ww-komtrax.komatsu.co.jp/kap/ww/login.aspx.
 
Pemantauan operasi mesin dapat memfasilitasi penjadwalan pemeliharaan yang tepat dan dapat menunjukkan potensi masalah yang akan terjadi. Operator memantau dan menyediakan produktifitas yang akurat serta berbagai informasi, yang akan meningkatkan efisiensi dan membantu pelatihan operator baru. Sebagai tambahan, aplikasi KOMTRAX melalui Website dapat memudahkan anda untuk mengumpulkan, memeriksa dan mengelola semua informasi kapan saja dan dimana saja. 


Fleet Summary
Tabel working status sehari-hari menunjukkan kelengkapan armada dan laporan tentang berapa jam setiap mesin bekerja setiap hari.
Lokasi
KOMTRAX memanfaatkan jaringan satelit posisi secara global untuk memberitahu Anda di mana mesin Anda setiap saat; dilengkapi dengan logistik, jadwal bahan bakar, dan jadwal pemeliharaan, serta mengurangi bahkan menghilangkan kemungkinan pencurian dan atas pemakaian yang tidak disetujui.
Daerah Operasi (Geofence)
PT United Tractors Tbk sebagai distributor tunggal produk Komatsu di Indonesia dapat membantu dalam menciptakan daerah operasi (Geofences) yang menunjukkan di mana mesin-mesin Anda diharapkan untuk beroperasi. Jika dari laporan posisi yang diterima, mesin berada di luar wilayah yang ditetapkan, peringatan akan diberitahukan dan ditampilkan secara online.

Service Meter Reading
Jam kerja peralatan dapat dilacak berdasarkan kegunaannya termasuk service dan jadwal pemeliharaan. Hal ini dapat mengurangi keberadaan karyawan di daerah operasi atau bergantung pada bagian lain untuk dihubungi dalam waktu-waktu tertentu.

Peta Operasi
KOMTRAX memberitahu anda kapan mesin beroperasi, apakah mesin bekerja ketika seharusnya bekerja.
 
Level Bahan Bakar
Informasi level bahan bakar membantu anda untuk mengelola jadwal pelayanan bahan bakar dan dapat membantu menggolongkan mesin mana yang bekerja paling berat. Bar A 15 pada grafik menunjukkan berapa banyak bahan bakar di dalam tangki pada penghujung hari.
 
Overheating
Komtrax memonitor suhu mesin pendingin. Sebuah peringatan akan ditampilkan jika melebihi batas. Peringatan ini dapat melindungi Anda dari perbaikan yang mahal.

Peringatan
Anda akan tahu bila lampu peringatan berkedip di dalam kabin. Peringatan hati-hati, dan kapan terjadinya, serta jumlah kejadian, akan ditampilkan pada website anda untuk diperiksa.

Abnormality Codes
Kode-kode abnormal pada mesin hanya akan disampaikan kepada UT sebagai distributor Komatsu sehingga teknisi dapat memecahkan masalah pada mesin sebelum tiba di tempat kerja. Hal ini akan mengurangi biaya perjalanan, downtime, dan memastikan bahwa peralatan sudah siap ditangani mekanik.

Penjadwalan Pemeliharaan
Sebuah tanda akan mengindikasikan perlunya beberapa penggantian seperti penggantian filter dan minyak, untuk meningkatkan produktifitas mesin, penjadwalan pemeliharaan, dan masa hidup peralatan yang lebih lama. Setiap penggantian dari jenis perawatan akan dicatat pada panel monitor, dan informasi itu dikirim ke Komtrax. Dalam Komtrax, anda dapat melihat riwayat perawatan lengkap dari mesin Anda.

Jam Kerja
Informasi operasi secara rinci akan memberitahu anda bagaimana dan kapan mesin sedang digunakan dan seberapa produktif mesin dan operator anda. Sangat mudah untuk mengikuti grafik yang tertera untuk menunjukkan mesin tepat waktu, waktu kerja sebagai refleksi dari katup tekanan, dan lampiran waktu pengoperasian.

Load Frequency
Mengetahui tingkat tekanan hidrolik dan muatan mesin, dapat membantu anda untuk membuat jadwal penggantian komponen yang lebih baik dan mencegah kegagalan besar. Ini juga berfungsi sebagai tanda peringatan dini untuk potensi situasi underload atau overload dan dapat memberitahu apakah anda menggunakan ukuran mesin yang tepat pada tugas tersebut.

Engine Lock
Jumlah kemampuan mesin untuk mengunci dan mengaktifkan lock menjamin bahwa mesin anda hanya dioperasikan di daerah yang ditentukan dan selama hari serta waktu yang ditentukan.

Konsumsi bahan bakar rata-rata per Jam
Diambil dari katup injeksi bahan bakar, Anda bisa mendapatkan berapa bahan bakar yang sebenarnya dikonsumsi dan bahan bakar rata-rata selama periode operasi. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi mesin yang bekerja terlalu keras, atau tidak cukup keras, dan juga mungkin perlu perawatan. Selain itu, akan membantu anda mengatur jadwal pengiriman bahan bakar dan menghitung total biaya untuk daerah operasi.

Informasi operasi mesin
Informasi operasi kunci seperti penggalian, perjalanan, menggali, relief, dan hoist times dapat membantu untuk memantau kinerja operator dan membantu pelatihan operator baru.

Data bulanan dan Laporan Tahunan
Ringkasan dari semua data penting yang tersedia berguna untuk membantu analisis pemanfaatan armada, penjadwalan mesin, pembelian peralatan berikutnya, biaya pekerjaan, dll.

Sumber: United Tractors

EXCAVATOR HB205-1 HYBRID

UNITED TRACTORS MELUNCURKAN KOMATSU EXCAVATOR HB205-1 HYBRID DAN MENCATATKAN REKOR BARU DI MURI


Press Release: Pada tanggal 14 Juli 2011, Komatsu Ltd (”Komatsu”) bekerja sama dengan PT United Tractors Tbk (”UT”) sebagai distributor tunggal Komatsu di Indonesia meluncurkan produk terbaru yaitu Komatsu HB205-1 Hybrid Hydraulic Excavator (”HB205-1 Hybrid”). Produk ini merupakan generasi kedua berbasis teknologi hybrid yang telah disempurnakan spesifikasi dan performanya. Peluncuran produk ini merupakan wujud komitmen Komatsu dalam pengembangan produk ramah lingkungan yang telah dirintis sejak tahun 2008, ketika Komatsu berhasil menciptakan hydraulic excavator dengan sistem hybrid pertama di dunia.

Acara peluncuran produk diselenggarakan di Four Seasons Hotel, Jakarta, dihadiri oleh seluruh jajaran direksi UT dan Komatsu serta beberapa pelanggan UT.

Sistem hybrid milik Komatsu mampu mengubah daya yang dihasilkan upper structure ketika mengurangi kecepatan saat melakukan gerakan berputar, menyimpan daya tersebut dalam kapasitor, dan digunakan untuk membantu kekuatan mesin melalui generator motor saat mesin berakselerasi. Komponen dari sistem hybrid, seperti electric motor yang menggerakkan upper structure, generator motor, kapasitor dan engine, diproduksi sendiri oleh Komatsu untuk memastikan keandalan dan daya tahan yang tinggi*). Berdasarkan uji coba di lapangan, HB205-1 Hybrid dapat menghemat penggunaan bahan bakar 25% lebih rendah dibandingkan Komatsu Excavator PC200-8.

Sampai dengan 30 Juni, populasi Komatsu HB205-1 Hybrid di dunia mencapai sekitar 1135 unit. Guna menjamin kepuasan pelanggan atas produk ini dan sebagai bentuk layanan purna jual, Komatsu memberikan perpanjangan masa garansi serta kesediaan suku cadang yang memadai.

Bersamaan dengan peluncuran HB205-1 Hybrid, UT mencatatkan rekor produk ini di Musium Rekor Dunia - Indonesia (MURI) sebagai Alat Berat Hybrid Pertama di Indonesia. Ini merupakan rekor ketiga yang dicatatkan UT, setelah sebelumnya pada tahun 2010 mencatatkan dua rekor produk Komatsu sebagai “Pengguna Teknologi Pemantauan Alat Berat berbasis Satelit Pertama di Indonesia” (melalui aplikasi Komatsu Tracking System/ KOMTRAX) dan “Alat Berat dengan Motif Batik Pertama di Indonesia”. Penghargaan dan sertifikat rekor diberikan MURI langsung kepada Djoko Pranoto, Presiden Direktur UT, disaksikan oleh seluruh undangan.

Sebagai bentuk terobosan terbaru UT dalam bentuk product support bagi pelanggan, UT juga memperkenalkan layanan contact centre 24 jam yang disebut UT Call. UT Call merupakan jawaban akan kebutuhan pelanggan yang memerlukan layanan cepat, tanggap dan profesional terkait produk alat berat. UT Call dapat diakses melalui nomor 021–500 072 dengan pelayanan 24 jam.

)* Catatan: kecuali sel kapasitor


Sumber: United Tractors News Update

Tier 3 / Stage III-emissions compliant Engine

The new generation ( Tier 3/Stage III-emissions compliant ) engines now on the market from leading construction equipment suppliers provide very low emissions levels to meet the latest environmental regulations. But how well do they deliver in terms of fuel economy and long-term durability? Angus Fotheringham, Komatsu Australia’s Business manager, general construction, provides some answers.

The current generation of Tier 3-compliant engines have been designed to meet very stringent emissions regulations put in place by environmental agencies in Europe, the US and Japan – and as such, represent the pinnacle of construction equipment engine technology.

Having said that, we can expect to see even more work on construction engines over the next few years, to achieve Tier 4 regulations (coming into force in the US between 2011 and 2015). Already, the on-highway transport industry is rolling out Tier 4-compliant engines.


To meet the current Tier 3 requirements, the current generation of engines use various methods to minimise the levels of nitrous oxide (NOx), particulate matter (PM) and other emissions that pollute the air.

Common to all engine manufacturers’ solutions are very precise electronic engine management systems that can very accurately measure and meter the levels of fuel and air being delivered to the combustion system.

As with all modern diesels, critical factors include clean fuel and correct filtration management, the correct engine lubricants, and proper engine maintenance management practices.

However, in achieving the lower emissions required under Tier 3, different manufacturers have adopted different approaches.

In Komatsu’s smaller ecot3 construction equipment engines, Tier 3 compliance is being achieved primarily through sophisticated electronic engine management.

In its larger construction equipment engines, Komatsu, as with most other major engine manufacturers, has opted for what is known as cooled exhaust gas recirculation (EGR) as part of its ecot3 solution to comply with lower emissions standards.

As its name implies, EGR involves recirculating a portion of cooled exhaust gases so that the NOx and PM levels are further reduced when the exhaust gases are released to the atmosphere. This process also helps to reduce any unburnt particulates during the combustion process.


EGR technology is not new; it has been around for at least 30 years, and is regarded as reliable and well proven – although today it is applied to modern engines in a far more technically advanced manner. In addition, EGR does not require the fitting of a particulate filter, which requires periodic replacement.

But in addition to EGR, Komatsu’s new generation ecot3 engines combine a number of other advanced-technology solutions. These include:
  • A high-pressure common-rail multi-stage fuel injection system
  • A patented piston/cylinder design to deliver more complete burning of fuel
  • An advanced engine management system that controls the burning of emission-causing particulates inside the cylinder.
These processes, combined with a liquid-cooled heat exchanger, significantly cool the recirculating exhaust gases before they re-enter the cylinder, resulting in a system that runs more efficient than other EGR-based engines.

In addition, Komatsu’s ecot3 unique cylinder design results in greatly improved combustion, for a far more efficient fuel burn.

The end result of this technology, in addition to significantly lower emissions, is reduced fuel consumption – a major cost-saving benefit in today’s environment of high fuel costs.
So what are the key factors in engine life? There are five critical factors that all diesels – no matter what their age or technology – require for efficient, reliable and long-term operation. These are:
  • The right operating temperature (in other words, correct cooling)
  • Clean recommended engine oil
  • Clean air
  • Clean fuel that meets the required standards
  • Regular maintenance (including oil analysis).
But there is one more factor that is often overlooked: Fuel burn.

An engine that burns more fuel – in other words, that is less fuel efficient – will have a shorter life than an engine burning less fuel.

Fuel burn, the amount of diesel that goes through an engine during its life, has a direct correlation to engine longevity. The more fuel an engine burns, the harder the components are working, and the sooner it will wear out.

Conversely, a more fuel-efficient engine – one that burns less specific fuel – won’t be working so hard and will have a longer life (all those other factors mentioned above being equal).

That’s why good fuel efficiency at optimum performance should be a key element that customers look at when choosing a machine.

Not only will the machine be kinder on your hip pocket every time you go to fill it up, but – provided you look after it and comply with the manufacturer’s maintenance requirements – you will get a longer life from it. That’s an important consideration when you think that approximately 30% of a machine’s repair costs over its life are in the engine.

In addition, the more fuel-efficient a machine is, the fewer emissions it will be producing per tonne of production, simply because it’s burning less fuel.

And that’s why Komatsu has paid considerable attention to developing Tier 3 engines that are more fuel-efficient than their Tier 2 predecessors.

As an example, Komatsu’s recently released WA600-6 wheel loader, with our new ecot3 Tier 3 engine is already proving more fuel-efficient in heavy duty quarrying face loading and load-and-carry operations in Australia than its Tier 2 predecessor.

In contrast, there are some Tier 3 engines around from other manufacturers which burn more fuel than their Tier 2 predecessors.

All this places Komatsu in a leading position in the move to Tier 4 requirements in the next few years, with Japan looking to demand the most stringent emissions requirements of any country.

And unlike other manufacturers’ solutions, Komatsu’s ecot3 technology is already “Tier 4 ready”, and therefore well positioned to meet these requirements, at the same time delivering unmatched fuel efficiency with longer engine life and better reliability.

Sumber : Komatsu Australia

Friday, 25 November 2011

Cara Menambah Link Alexa Anda

Cara Menambah Link Alexa Anda

Cara Meningkatkan Site Link In Alexa Rank Cara Meningkatkan Site Linking Alexa Rank saya baca ketika berkunjung di blog sahabat, kemudian saya lihat Widget Alexa Rank yang terpampang di sidebar blognya. Woowww?. Site Link In ? nya banyak sekali, Jumlahnya hingga Puluhan Ribu. Sudah lama sebenarnya saya menemukan posting seperti ini, namun dulu saya sangsi apakah benar cara ini bisa berhasil menaikkan PR dan backlink. Setelah saya membacanya kembali dan masih kurang yakin atas Site Link In Alexa Rank yang saya lihat di alexa-nya sayapun kembali lagi mengunjungi blog-blog yang telah mengikuti cara ini. Dan ternyata benar, blog-blog yang menerapkan cara ini Page Rank Juga Ikut meningkat namun yang paling menonjol adalah Site Linking yang dimiliki blog-blog tersebut sungguh banyak sekali.

Jika kita memiliki PR yang bagus dan backlink yang banyak, maka sangat cocok jika kita ikut program semacam paid reviews. Saya sungguh menyesal tidak menerapkan cara ini sejak dulu. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Karna saya ingin me-moneytize-kan blog ini ke program paid reviews.

Caranya sangatlah mudah, anda hanya tinggal copy link yang berada di bawah ini dengan syarat anda harus menghapus link pada peringkat 1 dari daftar, lalu pindahkan yang tadinya nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 menjadi nomor 2, nomor 4 menjadi nomor 3, dst. Kemudian masukan link blog anda sendiri pada urutan paling bawah ( nomor 10). Dan silahkan ajak teman anda untuk mengikuti cara ini serta sebarkan cara ini ke banyak Situs Jejaring Sosial anda.
  1. Free Internet Informations
  2. Raffi Exterminator
  3. Blog.PatasGSM
  4. Blog.PatasHoster
  5. Maulana Hosting
  6. Blog Maulana Cell
  7. PatasGSM
  8. Wayjar’ Blog
  9. All News
  10. Blog info tehnik
Keterangan:
Jika anda mampu mengajak lima orang saja untuk mengcopy artikel ini maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:
Posisi 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jumlah backlink = 5
Posisi 8, jumlah backlink = 25
Posisi 7, jumlah backlink = 125
Posisi 6, jumlah backlink = 625
Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
Posisi 4, jumlah backlink =15,625
Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125

Dan nama dari alamat blog dapat dimasukan kata kunci yang anda inginkan yang juga dapat menarik perhatian untuk segera diklik. Dari sisi SEO anda sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung downline mengklik link anda maka anda juga mendapat traffic tambahan.

Saya sarankan anda mencoba cara ini dan silakan copy sebarkan artikel ini atau bisa dengan cara mengkopi kode di bawah ini biar simple tanpa repot kemudian postingan menggunakan menu Edit Html ( agar link ? link nya tidak hilang karena disinilah letak Site Link in Alexa itu ). Hilangkan link nomor 1 dan masukan alamat blog anda pada nomor 10. Buktikan sendiri hasilnya setelah itu baru kementar.

Peringatan:
Artikel ini harus permanen selamanya di blog anda, anda tidak boleh menghapusnya.

Monday, 21 November 2011

Teknologi Engine Komatsu (lanjutan)

Teknologi Engine Komatsu berikutnya setelah yang pertama yaitu HPCR Fuel Injection System adalah sebagai berikut.
 
2. Heavy-Duty Cooled EGR (Exhaust Gas Recirculation)

Komatsu adalah perusahaan industry pertambangan dan konstruksi yang selangkah lebih maju dalam penggunaan heavy duty cooled Exhaust Gas Recirculation (EGR) system yang digunakan dalam engine berukuran sedang maupun besar, yang mana EGR ini efektif dalam menurunkan kadar NOx tanpa mengorbankan fuel economy. Didalam heavy-duty cooled EGR system, sebagian dari  gas buang yang dihasilkan dari engine didinginkan oleh EGR cooler, dan dialirkan kedalam cylinder lagi sebagai gas mulia (inert gas). Dengan cara ini akan menurunkan kadar oxygen didalam ruang bakar, dan akhirnya, temperature pembakaran dan kadar NOx juga turun. Selanjutnya, system ini dapat menurunkan kadar NOx tanpa memperlambat fuel injection timing. Cooled EGR dianggap sebagai technology terbaik untuk menurunkan kadar NOx didalam diesel engines, dan sebagian besar dari pabrik engine terkenal menggunakan cooled EGR dalam engine nya untuk memenuhi syarat peraturan emisi sejak tahun 2002.

Komatsu telah mengembangkan Cooled EGR system dalam inovasinya pada high capacity heavy-duty Twin-Valve dalam penggunaan alat berat dengan beban ringan maupun tinggi untuk memenuhi peraturan industry tersebut. Kunci dari fitur ini mencakup sebuah Twin Valve EGR system dengan intake air bypass untuk high-load dan digunakan pada range kecepatan yang lebar (patent pending); daya tahan yang tinggi dan dapat diandalkan, tingkat presisi yang tinggi dengan control electric hydraulic twin valves; dan daya tahan yang tinggi dari EGR cooler untuk operasi dalam lingkungan yang berat.


Komatsu akan mendapat keuntungan jangka panjang dari teknologi Heavy Duty Cooled EGR engine untuk construction equipment. Puluhan ribu jam uji coba dan tes lapangan sudah dilakukan untuk menjamin kualitas untuk daya tahan dan dapat dipercaya. Dalam mempertimbangkan penggunaan pada heavy duty dan kondisi yang bervariasi diseluruh dunia, Komatsu ekstra ketat dalam penggunaan material yang tahan korosi didalam EGR cooler.

Cooled EGR adalah teknologi lanjutan untuk standar global didalam construction equipment engines, dan niscahya akan menjadi fitur masa depan yang dipakai pada Tier IV (Stage IIIB) engines.

3. Total Electronic Control

Komatsu menggunakan electronic controls didalam engine baru tersbut untuk memungkinkan total control terhadap unit, seperti variable horsepower control, hydro-static engine control dan torque-converter engine control. Misalnya, Variable horsepower control, memilih pemetaan optimal fuel-consumption dan output dari construction equipment dengan kondisi aktual.  Dengan penggunaan teknologi semacam ini membuktikan bahwa Komatsu, sebagai pabrik pembuat engines dan equipment, sudah terbukti mampu mengembangkannya.

4. Combustion Technology

Beberapa perbaikan sudah dibuat didalam combustion chambers untuk pencampuran air/fuel yang lebih baik dan optimalisai pembakaran. Untuk engine kecil, sebagai tambahan untuk penggunaan dari teknolog HPCR, digunakannya desain empat -valves-per-cylinder juga fuel injection nozzle ditengah-tengah dari combustion chamber, sehingga memungkinkan lebih optimalnya pembakaran.

5. Air-to-Air Charge Air Cooling

Air-to-air charge air cooling system efektif untuk menurunkan charge air temperature menghalangi timbulnya emisi NOx tanpa mengorbankan fuel economy. Untuk alasan ini, lebih banyak engine yang memenuhi Tier III (Stage IIIA)-akan memasang system ini.

Beberapa tahun kedepan, Komatsu akan berusaha keras untuk melakukan inovasi teknologi dalam mengembangkan engine low-emissions dalam mempersipkan peraturan lingkungan dimasa depan, dalam menyediakan produk yang ekologis dan ekonomis untuk global customers.

Demikian teknologi engine Komatsu yang saat ini dipakai yang kami sadur dari komatsu magazine. Untuk melihat teknologi HPCR fuel injection system yang dipakai oleh Komatsu dapat dilihat disini.

Teknologi Engine Komatsu

Teknologi Diesel Engine saat ini sudah berkembang dengan sangat maju, beberapa keunggulan yang dimilki oleh diesel engine yang diterapkan pada Teknologi engine Komatsu akan kita bahas pada postingan kali ini.

Keunggulan pada Diesel engines yang membanggakan saat ini adalah diantaranya dapat menurunkan emisi gas buang CO2 yang  merupakan faktor pencetus pemanasan global (global warming). Akan tetapi, diesel engines menghasilkan nitrogen oxides (NOx) dan material padat atau particulate matter (PM), dan dianggap berhubungan dalam memberikan pengaruh buruk pada atmosphere yang dibutuhkan untuk pernapasan manusia, pengembangan dari diesel engines yang “bersih” secara dramatis harus dapat menurunkan zat kimia tersebut.

NOx dihasilkan pada saat pembakaran dengan temperature yang tinggi, sementara itu PM cenderung dihasilkan ketika mencoba untuk menurunkan NOx. Ini membuat penurunan kedua unsur kimia tersebut , juga peningkatan fuel efficiency, menjadi sebuah tantangan technological yang besar sekali.


Seperti yang terlihat pada halaman 16, Tier III regulations untuk off road engines akan terpenuhi mulai 2006 dalam negara seperti United States (Tier III) dan Europe (Stage IIIA). U.S. Environmental Protection Agency (EPA) merencanakan untuk mengimplementasikan peraturan Tier III mulai tahun 2006 dengan target penurunan 40% untuk NOx dibandingkan dengan peraturan Tier II sebelumnya. Ada tekanan yang sangat besar pada penurunan emisi dari off-road diesel engine untuk construction equipment, terutama sekali untuk penggunaan engines pada operasi heavy-duty (high-revolution, high-load), yang mana ini adalah faktor penopang bertambahnya target pengembangan secara teknologi pada construction equipment.

Dibangun dengan pengalaman lebih dari 70 tahun dalam pengembangan off-road engine untuk construction dan mining equipment, Komatsu mampu untuk mendesain engine berkualitas tinggi supaya fungsi machine menjadi optimal dengan pengaruh kekayaan teknologi yang dimiliki dan keahlian sebagai pabrik pembuat alat berat.

Batas waktu untuk mengimplementasikan peraturan ini dimulai sejak tahun 2006, Komatsu akan secara berangsur-angsur merilis sebuah engine baru Tier III (Stage IIIA)-dari produksi engine dari tahun 2005 kombinasi penurunan NOx dan emisi PM dengan peningkatan fuel efficiency. Ada beberapa fitur terkemuka pada engine ini diantaranya adalah sebagai berikuit.


1. Heavy-Duty High-Pressure Common Rail (HPCR) Fuel Injection System


Komatsu menyatukan sebuah heavy-duty High-Pressure Common Rail (HPCR) fuel injection system dalam desain Tier (Stage) II diesel engines untuk mendapatkan kedua penurunan NOx dan PM dan fuel efficiency yang lebih baik.  Engine yang baru saja dikembangkan peningkatannya akan dapat dilihat lebih jauh didalam kemampuan heavy-duty HPCR dengan aplikasi yang lebih luas.


Fitur Specific dari heavy-duty HPCR fuel system adalah kemampuannya untuk menyemprotkan fuel yang terkumpul didalam common rail dengan tekanan yang sangat tinggi  kedalam ruang bakar, sehingga fuel yang disemprotkan atomnya terurai dengan sempurna dan pembakaran menjadi optimal, efisiensi fuel menjadi lebih baik, emisi gas buang menjadi rendah dan unjuk kerjanya lebih tinggi. Fitur lainnya adalah flexibilitas untuk pengaturan volume fuel yang disemprotkan, tekanan injeksi dan pengaturan waktu penyemprotan (timing) yang presisi oleh kontrol electronic. Hasilnya saat mendekati pembakaran penuh, kontribusi emisi PM menjadi berkurang dan secara dramatis meningkatkan fuel efficiency.

Heavy-duty HPCR fuel system juga mengurangi engine noise oleh adanya pembagian injection dalam proses yang  multi-staged injection dan memungkinkan torsi akhir yang bervariasi high low sesuai kebutuhan dengan kontrol fuel yang presisi dan fleksibel, juga kemampuan tekanan injeksi fuel yang tinggi tanpa dipengaruhi oleh engine speed.

Komatsu adalah satu diantara pabrik construction equipment yang menerapkan teknologi HPCR technology untuk Tier (Stage) II engines. Aplikasinya yang luas untuk trucks dan automobiles sejak 1995, khususnya di Europe, HPCR adalah hampir menjadi standar global untuk trucks dan automobiles. Untuk Tier III (Stage IIIA) engines, fuel system sudah di upgrad dengan fuel Heavy-Duty HPCR yang tekanan injeksinya bisa sampai 1,800 bars bandingkan dengan tekanan 1,400 bars untuk Tier (Stage) II engines. Sebagai tambahan, supply pumps dibuat lebih tahan lama, injectors dan systems yang bekerja dapat tahan terhadap segala kondisi. Komatsu heavy-duty HPCR fuel system kemungkinan akan menjadi standar global untuk unit off-road heavy-duty pada masa yang akan datang.

Demikian salah satu fitur terkemuka yang diterapkan pada teknologi engine komatsu.
Untuk beberapa fitur yang lain bisa lihat disini.
 

Thursday, 17 November 2011

Cara memasang bearing

PERSIAPAN SEBELUM MEMASANG BEARING

1.1. Permukaan tempat dudukan Bearing
Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam (burrs), serpihan metal (cutting chips), karat (rust) atau kotoran debu (dirt) dari permukaan tempat dudukan bearing. Pemasangan dapat dilakukan dengan mudah jika permukaan yang sudah bersih tersebut dilapisi dengan sedikit oli.


1.2. Peralatan untuk memasang bearing
Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers dan peralatan pemasangan yang lainnya dalam kondisi bersih, bebas dari tonjolan (burrs), dan ukuran nya benar.

1.3. Jangan membuka bearing sebelum bearing tersebut siap untuk dipasang.
Serpihan debu maupun kotoran lain yang masuk kedalam bearing sebelum dan selama pemasangan dapat menyebabkan noise dan vibration saat bearing bekerja.


1.4. Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing
Bearings dibuat dengan toleransi yang sangat  ketat untuk memenuhi tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga, penting sekali untuk memperhatikan secara khusus terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani bearing.

MEMASANG BEARING

2.1. Prosedur memasang dan contoh kerusakan bearing


CONTOH KERUSAKAN BEARING

  • Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat menyebabkan kerusakan karena tumbukan yang keras (sharp impacts). Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press yang melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan permukaan bearing dengan beban yang rata.
 
2.2. Perawatan Bearing
  • Bearings sangat mudah kena beban impacts dan beban kejut (shock loads)
Bearings membawa beban nya setiap waktu pada kontak permukaan yang sangat sempit diantara bagian yang berputar (roller) dan diantara permukaan inner dan outer race. Jika ada beban berlebihan atau  beban kejut yang terjadi pada bagian kontak area yang sempit tersebut, akan menimbulkan luka gores dan / atau luka pantulan (brinelling and/atau scarring). Kerusakan ini memicu suara yang kasar dan getaran berlebihan dan juga putaran yang kasar. (Jatuhnya bearing ke lantai dengan tegak lurus akan menyebabkan kerusakan yang sama)

  • Bearing sangat mudah terkontaminasi dengan material asing
Jika material asing masuk kedalam bearing saat berputar, material asing yang masuk tersebut akan menggores sehingga menyebabkan putaran bearing terganggu dan menimbulkan suara yang kasar.

 
2.3. Memasang bearing dengan metode panas
      (Pemuaian panas pada inner ring membuat pemasangan bearing menjadi mudah)

Umumnya digunakan untuk bearing yang besar dan bearing dengan interference fit yang besar.
1.  Merendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling umum.
Gunakan oli bersih dan masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan dengan gantungan atau dengan dudukan menggunakan metal screen untuk mencegah bersentuhan dengan elemen pemanas.


2.  Suhu yang diperlukan memanaskan inner ring tergantung pada jumlah interference fit dari permukaan bearing dengan shaft nya. Lihat grafik dibawah ini untuk menentukan berapa panas yang diperlukan.


3.  Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner ring dan shaft, bearing yang dipasang dengan cara panas terhadap shaftnya harus didiamkan dulu sampai dingin.
  • Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memanaskan bearing
  1. Bearing tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat C.
  2. Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh digunakan untuk bearing yang menggunakan pre-greased dan sealed bearings atau shielded bearings.

2.4. Metode pemanasan yang lain
1.  Bearing Oven
Bearing harus kering. Metode ini dapat juga digunakan untuk pre-greased bearings.
  • Saat menggunakan metode ini untuk pre-greased bearings, jangan panaskan bearing lebih dari 120 derajat C.
2.  Induction Heating
Metode ini dapat digunakan untuk inner rings dari cylindrical roller bearings. Bearings harus kering dan dapat dipanaskan dalam waktu singkat.
Setelah menggunakan metode ini, lakukan demagnetizing terhadap bearing. Untuk infromasi lebih jelasnya mengenai heating methods ini, lihat rekomendasi dari pabrik pembuatnya.


PENGECEKAN SETELAH MEMASANG BEARING

Untuk memastikan bahwa bearing sudah terpasang dengan benar, lakukan tes dengan cara diputar.
1.  Pertama, putar shaft atau housing untuk melihat apakah ada suara yang tidak ormal.
2.  Selanjutnya, hubungkan bearing tanpa diberi beban.  Setelah diamati pada putaran yang rendah tidak masalah, naikkan kecepatan putarannya dan beri beban sambil diperiksa apakah noise levels nya naik, timbul vibrations dan temperature nya naik.
3.  Jika ditemukan unusual noise selama bearing bekerja, hentikan bearing dan periksa dengan seksama.
  • Pengecekan untuk unusual noise atau noise levels harus dilakukan oleh orang yang sudah familiar atau orang berpengalaman dengan kondisi suara bearing saat operasi pada kondisi standard.
 
MELEPAS BEARING

Untuk mencegah kerusakan pada machinery dan membahayakan pekerja ketika mengganti atau melepas bearings, selalu gunakan alat pelindung dan gunakan alat khusus untuk melepas bearing. Umumnya, penggunaan kembali bearings tidak direkomendasikan. Jika memang harus digunakan kembali, silahkan dibaca dengan seksama proses memasang bearing pada section 2, "Bearing Mounting." 

Proses melepas bearing adalah kebalikannya dari proses yang disebutkan pada section 2 (memasang bearing). Dalam situasi ini, perhatian yang besar harus diberikan agar tidak terjadi efek penurunan performance terhadap bearing selama proses melepas bearing. Jika bearing terpasang dengan press fit terhadap shaft, saat melepas dengan memberi gaya pada outer ring, penggunaan kembali bearing tidak direkomendasikan. Artinya untuk melepas bearing yang press fit dengan shaft, harus dilepas dengan memberi gaya pada bagian inner ringnya, bukan pada outer ringnya jika bearing tersebut ingin digunakan kembali.

Sumber: NTN Bearing

Monday, 14 November 2011

Apa itu O-ring

O-ring dapat berfungsi sebagai dynamic seal maupun static seal yang terpasang didalam groove dan berfungsi untuk mencegah kebocoran antara dua part yang direkatkan dan diikat secara mekanikal, jika kedua part tersebut menempel tidak rata maka akan berakibat adanya kebocoran fluida ataupun gas.

Penanganan maupun pemasangan o-ring yang kurang baik, dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran pada komponen.
O-ring juga memiliki spesifikasi (material) khusus, jadi tidak bisa sembarangan menggunakan o-ring untuk bagian komponen tertentu hanya berdasarkan fisiknya (tebal dan diameternya) saja yang sama. Spesifikasi khusus tersebut dapat kita ketahui dengan adanya kode warna pada o-ring tersebut maupun warna pada bagian melingkar dari o-ring berupa titik-titik warna merah, biru, hijau kuning, putih atau lainnya.
 
O-RING KES

Part number o-ring menurut KES (Komastu Engineering Standar) menggunakan 10 digit dengan part number 5 digit pertama adalah 07000, tetapi ada juga beberapa o-ring khusus yang 5 digit pertamanya tidak menggunakan part number 07000.

Berikut penjelasan mengenai part number o-ring:

 
KLASIFIKASI CODE & MATERIAL CODE UNTUK O-RING KES

MATERIAL CODE UNTUK O-RING 07000 (digit ke-enam)


DIMENSION CODE O-RING (digit ke tujuh)


DIMENSION CODE O-RING (tiga digit terakhir)

Tiga digit terakhir menerangkan  dimensi untuk inside diameter, contoh: angka 021 artinya inside diameter o-ring adalah 21 mm, sedangkan angka 210 artinya inside diameter o-ring adalah 210 mm.
Contoh soal:   Berapakah part number untuk o-ring dengan 1 titik biru, cross section 3,5 mm dan inside diameter 35 mm  ?

Jawab:           O-ring dengan 1 titik biru berarti 07000-0, dengan cross section 3,5 mm berarti 07000-03, kemudian dengan inside diameter 35 mm berarti 07000-03035.

Demikian penjelasan mengenai o-ring berikut kode-kode yang ada pada o-ring KES (Komatsu Engineering Standard) dengan part number 07000-xxxxx.

Untuk mengetahui cara pemasangan o-ring yang benar agar tidak bocor bisa lihat disini. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara material dan kekerasan o-ring dengan temperatur kerja dan tekanan kerja bisa lihat disini.

Sunday, 13 November 2011

Efek sealing dari o-ring

Efek sealing dari sebuah o-ring tergantung dari sifat elastisitas materialnya dan daya elastisaitas dari o-ring akan berkurang sesuai dengan umur, semakin lama pemakaian dari o-ring maka efek sealingnya semakin hilang.

Berikut grafik yang menyatakan hubungan antara umur pakai (lamanya o-ring terpasang) dengan persentase elastisitas (kembali kebentuk semula) dari beberapa jenis material oring dengan tingkat kekerasan yang berbeda.

PERMANENT DISTORSION vs COMPRESSION TIME (hours)
Pada grafik hubungan antara permanent distorsion terhadap compression time tersebut dijelaskan secara kasar, bahwa tiap-tiap o-ring tersebut di-compress pada temperature kerja 120 derajat celcius akan kembali kebentuk semula (100 persen) apabila di compress hanya dalam beberapa jam (sebentar) saja, tetapi keadaannya akan semakin buruk bila waktu compression nya semakin lama.

Empat o-ring dengan material yang berbeda digambarkan pada grafik tersebut, terlihat bahwa silicone rubber dan fluorine rubber lebih baik daripada nitril rubber. Dapat kita asumsikan bahwa bentuk o-ring yang hanya kembali pada batas 30 persen adalah batas dari umur o-ring untuk dapat digunakan kembali.

Pada grafik berikutnya digambarkan hubungan antara permanent distorsion terhadap temperature untuk o-ring dengan material Fluorine rubber dan Nitril rubber.

PERMANENT DISTORSION vs TEMPERATURE

Dari data diatas jelas terlihat bahwa o-ring dengan dua material yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda pula terhadap range temperature kerja. Pemilihan o-ring untuk aplikasi tertentu harus disesuaikan dengan kemampuan o-ring tersebut terhadap temperature kerja.

PRESSURE (Kg/cm2) vs RADIAL CLEARANCE (a – b mm)

Selain dipengaruhi oleh lamanya pemakaian (umur) dan temperatue kerja, kemampuan o-ring juga dipengaruhi besarnya tekanan (pressure) kerja yang diterima. Semakin besar tekanan kerja yang diterima, maka o-ring tersebut juga akan semakin cepat rusak.


Dari data grafik tersebut, contoh kasus pada o-ring Hs70, bahwa pada tekanan 140 Kg/cm2 atau lebih dapat menyebabkan o-ring tertekan masuk kedalam celah (clearance) sebesar 0,1 mm. Jika clearance nya diperbesar sampai 0,5 mm, maka o-ring akan mulai tertekan masuk pada tekanan 15 Kg/cm2 saja.

Sedangkan pada o-ring Hs90, perlu tekanan sebesar 370 Kg/cm2 atau lebih baru bisa merusak o-ring masuk kedalam celah 0,1 mm.

Pada penjelasan berikut ini digambarkan mengenai sambungan atau connection pada hydraulic pump, bahwa o-ring Hs70 dipasang pada sisi inlet pump, sedangkan o-ring Hs90 dipasang pada sisi outlet atau discharge dimana tekanannya lebih besar dari sisi inlet atau suction.

Demikian penjelasan mengenai efek sealing dari o-ring yang berhubungan dengan umur pakai, material dari o-ring, tingkat kekerasan o-ring, temperatur kerja dan tekanan kerja yang diterima oleh o-ring.
Kesimpulannya, o-ring harus dipilih berdasarkan material dasarnya dan kekerasannya untuk menyesuaikan dengan dua kondisi, yaitu temperature dan pressure. Ukuran (dimensi o-ring) yang tepat adalah criteria yang sangat penting juga dalam memilih o-ring, sama pentingnya dengan factor temperature dan pressure dalam memilih o-ring. Jadi jangan salah ketika membuat rekomendasi part dalam memilih part number di part book.

Untuk mengetahui bagaimana cara pemasangan o-ring yang benar agar tidak terjadi kebocoran, dapat sobat lihat disini.
Semoga bermanfaat.

Yang harus diperhatikan dalam memasang o-ring

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan o-ring agar tidak terjadi kebocoran sebelum waktunya adalah sebagai berikut:
  • Pasang o-ring pada tempatnya dengan posisi o-ring berada pada diameter luar, seperti pada gambar. 
  • Internal pressure akan menekan o-ring sampai kesudut luar secara penuh sehingga menutup celah antara sambungan tersebut. Tekanan yang tinggi akan membuat sealing efek dari o-ring juga naik
  • Jangan memasang o-ring yang tebal nya kurang dari kedalaman celah maupun memasang o-ring dengan diameternya kurang dari diameter luar celah.
  • Apabila internal pressure terlalu tinggi atau celah perapat terlalu besar, gunakan back-up ring untuk membantu menahan o-ring agar tidak terjepit didalam celah.
 
  • Pemasangan O-ring pada plug berulir agar disesuaikan dengan alur yang ada pada dudukan plug tersebut, diluar atau didalam.
Demikian petunjuk mengenai apa yang harus diperhatikan dalam memasang o-ring agar tidak terjadi kebocoran. Apabila ingin mengetahui bagaimana cara memilih o-ring yang sesuai dengan kondisi temperatur kerja maupun tekanan kerja yang diterima oleh o-ring agar umur o-ring bisa sesuai dengan standar nya, silahkan lihat disini.

Semoga bermanfaat.

    Saturday, 12 November 2011

    Apa itu Oil Seal ?

    Pengertian sederhana dari oil seal adalah komponen pada suatu mesin yang berfungsi menyekat pelumas. Pelumas digunakan pada tempat-tempat dimana terjadi gesekan pada bagian mesin untuk memastikan pergerakkannya menjadi halus dan umurnya menjadi panjang, dan oil seal digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran pelumas yang lewat melalui “bearing clearance” pada bagian yang bergerak tersebut.

    Lebih lanjut dalam hubungannya dengan tehnik mesin, oil seal selain dipakai untuk mencegah kebocoran pelumas, juga dapat dipakai untuk mencegah kebocoran air (water), chemical, juga baik untuk mencegah debu atau kotoran masuk kedalam mesin. Oil seal dapat digunakan untuk melakukan fungsi tersebut sekaligus.

    O-ring, lip packing, gland, dan mekanikal seal lainnya fungsinya sama seperti oil seal seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini. Oil seal sebagian besar sering dipakai untuk aplikasi shaft yang berputar.
    Berikut ini adalah diagram pengelompokkan seal menurut NOK corporation.

     
    FUNGSI BAGIAN-BAGIAN DARI SEAL

    Pada gambar dibawah ditunjukan komponen utama dari oil seal dan pada table dibawahnya dijelaskan fungsi dari bagian-bagian oil seal tersebut.


     
    MEKANISME SEALING DARI OIL SEAL

    Bagaimana oil seal menyekat fluida…? Apakah factor pelumasan pada ujung kontak lip seal membuat umur seal menjadi tahan lama…?

    Pada suatu uji coba oil seal yang dipasang pada shaft yang berputar, kemudian diukur gaya friction rotation nya dengan memutar shaft pada kondisi yang berubah-ubah seperti pada gambar dibawah.


    Hubungan antara non dimension duty parameter “G” (yang ditentukan oleh bentuk dari seal dan kondisi yang digunakan), dengan coefisien of friction “F” ditunjukan pada grafik dibawah ini.

    KARAKTERISTIK FRICTION DARI ROTATING SHAFT OIL SEALS (f vs G)

                                           Shaft speed: 10 – 1500 rpm 
     

    Hasil dari grafik tersebut menerangkan bahwa, coefisien gesek akan meningkat jika viscositas olinya tinggi, karena lapisan oil film dibawah lip yang kontak dengan shaft akan semakin kecil. Dengan kata lain, lip oil seal dan shaft yang licin yang diberi lapisan oil film akan mengurangi keausan.

    Material dari Lip juga merupakan sebuah factor penting yang membuat ketidak beresan sliding surface dari oil seals. Pada gambar dibawah dijelaskan hubungan dua buah material lip yang berbeda dalam mempengaruri texture sliding surface shaft.

    Dua elemen kritikal yang dijelaskan diatas, sangat penting dalam mengontrol performance dari oil seal, karakteristik pelumasan dan mekanisme sealing yang seimbang dikontrol oleh dua factor yaitu material dan bentuk lip. Oleh karena penggunaan material seal sangat penting untuk mempertahankan sirkulasi aliran oli pada area kontak lip dan kebutuhan lapisan oil film dibawah seal lip harus dikontrol.

    Demikian penjelasan apa itu oil seal yang piper comex sadur dari NOK corporation. Untuk mengetahui bagaimana cara memasang oil seal yang benar, sobat bisa lihat disini. Sedangkan bila ingin tau analisa penyebab kebocoran pada oil seal bisa lihat disini.

    Semoga bermanfaat.

    Popular Posts

    Powered by Blogger.